Saturday, August 07, 2010

Menjelang Kelahiran Anakku

Saya tetap susah membayangkan bahwa sebentar lagi saya akan memiliki anak. Saya akan menjadi seorang bapak. Perasaan saya masih campur aduk. Syukur perasaan senang selalu mendominasi — membantu saya menyiapkan diri, minimal secara batiniah.

Beberapa minggu yang lalu, saya dan istri pergi ke dokter untuk kontrol rutin si jabang bayi. Kami bersyukur bayi dalam kandungan istri sehat wal 'afiat.

Entah mengapa, setiap sesi USG dan saya melihatnya dan mendengar detak jantunganya, muncul perasaan — sejenis perasaan haru tapi senang — yang membuat saya ingin menangis. Saat itu juga. Maha Besar Alloh! Maha Suci Alloh!

Sampai sekarang pun saya masih belum melepaskan status hanya sebagai anak yang begitu penuh kebebasan (ini pendapat saya). Maksud saya, jika saya mempunyai anak, saya tidak hanya mencontoh tapi harus menjadi contoh [yang baik] bagi anak saya.

Kita semua tahu (dan banyak orang yang bilang atau menulis) bahwa tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua [yang baik]. Perubahan status ini sungguh menantang dan sekaligus membuat saya khawatir dan sedikit grogi.

Apa saya bisa melaluinya dengan baik? Waktu akan menjawabnya!